Senin, 13 Februari 2012

Pagelaran Teater "Nabi Darurat. Rasul Ad-Hoc"




SINOPSIS
Pagelaran Teater
"Nabi Darurat. Rasul Ad-Hoc"
___________
Sebuah keluarga kecil yang tidak menonjol di pelosok sebuah desa pinggiran kota, yang hanya terdiri dari hanya Ruwat Sengkolo, duda hampir paruh baya, dengan kakeknya, Mbah Soimun, tiba-tiba menjadi perhatian masyarakat luas dan menjadi sumber pergunjingan serta keributan.
Keributan itu membuat Pak Jangkep, bapaknya Ruwat, yang merantau bekerja di Jakarta, mendadak pulang. Ki Janggan, gurunya Ruwat, entah dalam dalam urusan perguruan apa dan bagaimana, terpaksa nongol juga. Juga muncul Alex Sarpin, aktivis dan mahasiswa, yang menjumpai ada keanehan tertentu di rumah Ruwat.
Sebenarnya lakon ini hanya mengisahkan beberapa jam siang hari situasi di belakang rumah Ruwat, namun dalam siang itu terdapat malam hari yang remang, bahkan gelap, dan misterius. Hadir Brah Abadon yang tidak menentu sosoknya, yang kabarnya ada kaitannya dengan Malaikat Isrofil, atau entah makhluk apa lainnya yang bukan manusia.
Sejumlah anak muda yang kost di sebelah rumah Ruwat, yang juga para pemain musik, jadi terlibat. Karena keributan masyarakat umum menuding Ruwat dengan bermacam-macam spekulasi: Ruwat gila, mau bunuh diri, Dukun Tiban, bertapa karena cari pesugihan, bahkan beredar juga isyu bahwa Ruwat akan tampil di Pilkades.
Keributan memuncak ketika petugas kepolisian datang untuk menangkap Ruwat karena dituduh meresahkan masyarakat serta melanggar undang-undang. Sejumlah kelompok masyarakat mendukung tindakan aparat keamanan Pemerintah karena menurut mereka Ruwat mengaku Nabi dan Rasul.
Pak Lurah Sangkan turun tangan. Pak Jangkep marah karena membela martabat anaknya. Alex coba melakukan persepsi, analisis dan penyikapan terhadap penangkapan itu. Ki Janggan pasang badan. Brah Abadon melintas-lintas dengan suara langitnya. Mbah Soimun terombang-ambing antara bingung dan geli karena perkembangan fikiran manusia dan zaman yang semakin tak bisa diikutinya.
Ruwat sendiri secara kasat mata berlaku aneh dan agak gila. Tetapi secara muatan sesungguhnya tampak upayanya untuk bersikap terhadap keadaan-keadaan masyarakat dan Negaranya, yang menurut dia sudah terlalu busuk, bobrok dan hancur. Sehingga tidak mungkin diatasi oleh ilmu, perangkat hukum, revolusi sosial atau apapun.
Ruwat sangat meyakini tahun 2012, yang dipercaya banyak orang sebagai Tahun. Kiamat, sebenarnya adalah awal dari tindakan Tuhan kepada Indonesia, yang tingkat dan komplikasi problemnya bisa diatasi dengan kepemimpinan yang setingkat, sepadat dan sekuat Nabi atau Rasul.

0 komentar: