Kamis, 16 Februari 2012

Berita Kehilangan

Berita Kehilangan Saya berharap kepada teman, sahabat, guru saya, untuk menyebarkan BC, semoga sampe ke orang yang "mengambil" atau "membeli" sebuah laptop yang kemarin malam hilang (14-02-2012, perjalanan Jakarta-Rembang di bis Nusantara NS-19). Ciri-ciri Laptopnya: - Merk: TOSHIBA - Size Monitor 17 inch - Skin Silver - Ada stiker di skin bertuliskan "Indonesian Idiot" jika belum dilepas) Melihat situasinya diambil dengan niat terencana/terorganisir dari tas saya dan digantikan dengan 3majalah tebal yg sudah dilakban, sehingga beratnya sama persis dgn laptop. Saya berharap data2 di dalamnya selamat. di bawah ini daftar data2 di dalamnya sebagai ciri2 dari laptop yang dimaksud, yaitu terkait dengan file2/folder berikut: Drive E (Data) berisi: 1. QURANIC EXPLORER 2. JAWSYAN KABIR 3. CNKK 4. KSU BERKAH 5. MY DATA 6. Dll. Dan masih banyak lagi karya, hasil kerja, koleksi tahunan yang sangat penting dan berharga bagi saya. Yang bertepatan menemukan atau membeli Laptop tersebut, saya berharap mengambil datanya saja, tentu dengan "tambahan" tertentu. Salam Menunggu: YUDI ROHMAD yudirohmad@yahoo.co.id myr73137@yahoo.co.id www.facebook.com/yudi.rohmad HP: 085234781577 Pin BB: 316E9F2E Alamat rumah: Jl. Mujur No. 11-A Sidowayah Rembang, Prop. Jawa Tengah (59218)

Senin, 13 Februari 2012

Pagelaran Teater "Nabi Darurat. Rasul Ad-Hoc"




SINOPSIS
Pagelaran Teater
"Nabi Darurat. Rasul Ad-Hoc"
___________
Sebuah keluarga kecil yang tidak menonjol di pelosok sebuah desa pinggiran kota, yang hanya terdiri dari hanya Ruwat Sengkolo, duda hampir paruh baya, dengan kakeknya, Mbah Soimun, tiba-tiba menjadi perhatian masyarakat luas dan menjadi sumber pergunjingan serta keributan.
Keributan itu membuat Pak Jangkep, bapaknya Ruwat, yang merantau bekerja di Jakarta, mendadak pulang. Ki Janggan, gurunya Ruwat, entah dalam dalam urusan perguruan apa dan bagaimana, terpaksa nongol juga. Juga muncul Alex Sarpin, aktivis dan mahasiswa, yang menjumpai ada keanehan tertentu di rumah Ruwat.
Sebenarnya lakon ini hanya mengisahkan beberapa jam siang hari situasi di belakang rumah Ruwat, namun dalam siang itu terdapat malam hari yang remang, bahkan gelap, dan misterius. Hadir Brah Abadon yang tidak menentu sosoknya, yang kabarnya ada kaitannya dengan Malaikat Isrofil, atau entah makhluk apa lainnya yang bukan manusia.
Sejumlah anak muda yang kost di sebelah rumah Ruwat, yang juga para pemain musik, jadi terlibat. Karena keributan masyarakat umum menuding Ruwat dengan bermacam-macam spekulasi: Ruwat gila, mau bunuh diri, Dukun Tiban, bertapa karena cari pesugihan, bahkan beredar juga isyu bahwa Ruwat akan tampil di Pilkades.
Keributan memuncak ketika petugas kepolisian datang untuk menangkap Ruwat karena dituduh meresahkan masyarakat serta melanggar undang-undang. Sejumlah kelompok masyarakat mendukung tindakan aparat keamanan Pemerintah karena menurut mereka Ruwat mengaku Nabi dan Rasul.
Pak Lurah Sangkan turun tangan. Pak Jangkep marah karena membela martabat anaknya. Alex coba melakukan persepsi, analisis dan penyikapan terhadap penangkapan itu. Ki Janggan pasang badan. Brah Abadon melintas-lintas dengan suara langitnya. Mbah Soimun terombang-ambing antara bingung dan geli karena perkembangan fikiran manusia dan zaman yang semakin tak bisa diikutinya.
Ruwat sendiri secara kasat mata berlaku aneh dan agak gila. Tetapi secara muatan sesungguhnya tampak upayanya untuk bersikap terhadap keadaan-keadaan masyarakat dan Negaranya, yang menurut dia sudah terlalu busuk, bobrok dan hancur. Sehingga tidak mungkin diatasi oleh ilmu, perangkat hukum, revolusi sosial atau apapun.
Ruwat sangat meyakini tahun 2012, yang dipercaya banyak orang sebagai Tahun. Kiamat, sebenarnya adalah awal dari tindakan Tuhan kepada Indonesia, yang tingkat dan komplikasi problemnya bisa diatasi dengan kepemimpinan yang setingkat, sepadat dan sekuat Nabi atau Rasul.

ngungak

ngungak blog..
sudah lama gak ngungak blog
sayang kalo sesuatu yang dimiliki gak di ungak..

ngungak ki opo to?

ngungak dari kata ungak

ungak kalau dari gerakan fisik artinya memanjangkan leher untuk bisa melihat sesuatu
ungak itu melihat sesuatu yang mungkin tanggung jawab kita atau kita merasa bertanggungjawab, atau sesuatu yang kita butuhkan.

ngungak tokone wes buka durung=ngecek tokonya sudah buka atau belum
ngungak banyune wes amber opo durung=liat bak atau ember yang sedang diisi air sudah penuh atau belum
ungak-ungak regane tivi=survey harga tivi di pasar

opo maneh yo..
mengko lanjut..