Rabu, 03 Februari 2010

lebih bisa mengerti

beberapa saat yang lalu seorang teman menulis keluhnya tentang orang yang hanya melihat luarnya saja tanpa melihat kebenaran dalam hatinya.
Maka saya kemudian mengomentarinya dengan filosofi alun-alun di Jawa. Agar teman-teman tahu, alun-alun di Jawa selalu dikelilingi Masjid, pasar, penjara dan pemerintahan. Maka pertanyaanya adalah dimana hati manusia berada dalam alun-alun tersebut.
Tempat rakyat hidup itu ada di masjid dan di pasar. Pasar adalah tempat orang mencari keuntungan, masjid adalah tempat mengabdi/berserah kepada Allah. Maka ketika seseorang berhati pasar,biarpun dia berada di masjid tak henti dia berusaha mencari keuntungan. Ketika seseorang berhati masjid, walaupun dia di pasar untuk berdagang niatnya tetap untuk mengabdi kepada Allah-nya.

Tapi dalam perkembangan sekarang, ternyata penafsiran alun-alun tidak bisa berhenti sampai disitu.
Contohnya yang sedang populer adalah fakta bahwa saat ini pasar bebas menjadi dasar ilmu bagi para pemikir2 ekonomi. Maka ketika saya berandai2 dengan membayangkan Budiono/Sri Mulyani adalah seseorang yang berhati masjid, namun karena inputnya adalah ekonomi pasar bebas maka segala keputusannya selalu dengan prinsip pasar bebas. - Saya tidak bermaksud mengatakan pasar bebas adalah sesuatu yang buruk, karena jika yang bekerja dalam sistem pasar bebas adalah orang berhati masjid, maka itu tak akan menjadi masalah. walau sayangnya sekarang lebih banyak orang yang berhati pasar -

Pointnya yang ingin saya kemukakan adalah sebaik-baiknya hati seseorang, outputnya adalah input pengetahuan yang dimilikinya.

Hal ini membuat saya sedikit lebih bisa mengerti terhadap tindakan seseorang yang saya yakin dia baik, namun tidak mampu bertindak dengan baik. Bahkan sampai tak tahu bahwa dia tidak baik, dan menganggap orang lain yang tidak baik. :)

Namun sebagai manusia yang berpikir, sebuah pertanyaan yang terjawab, pastinya akan menimbulkan pertanyaan baru.

Pertanyaannya adalah sudah baikkah input yang kita miliki dan membuat kita bisa membuat keputusan2/output yang baik?
Bagaimana kita tahu input yang "baik" dan "tidak baik?"
Bagaimana dengan input yang diterima para pelajar di sekolah?
atau Anak2 dirumah?

Dan kemudian semakin sadar betapa kecilnya saya..
yah.. jika ada salah, segalanya datang dari saya. jika benar, itu semua dari Allah..

0 komentar: